Thursday, September 29, 2011

Selawat syifa' (selawat penyembuh)


Assalammualaikum kawan2... =)

Bila tgh dilanda keresahan dan dalam keadaan yang amat bengang dan marah, saya selalu ajar diri supaya membaca selawat syifa' ni.. Alhamdulillah tenang sikit hati.. Di bawah ni saya sertakan maksud selawat syifa' mungkin dengan mengetahui maknanya kawan2 boleh faham mengapa ia dipanggil selawat penyembuh...

Ya ALLAH, berilah rahmat ke atas penghulu kami, Muhammad s.a.w. yang menyembuhkan hati-hati, penawarnya dan kesejahteraan badan, kesembuhan juga cahaya penglihatan, dan berilah rahmat keberkatan dan kesejahteraan atas keluarga dan sahabatnya.

Ada juga mak cik2 bagi petua:

ambil minyak urutan, lalu bacakan ayat Selawat Syifa' ini dan kemudian sapukan di atas tempat yang sakit,
untuk bengkak atau terseliuh elok dicampur dengan bawang merah yang telah ditumbuk. Insya' ALLAH dengan izin Allah sakit, bengkak dan terseliuh itu akan sembuh...

Monday, September 12, 2011

Get Connected!


Salam Syawal rakan2 sekalian...

Pada entry kali ini saya nak berkongsi satu cerita kegemaran saya dan adik saya..
Tajuknya connected atau cellular.
Seronok layan movie sekali sekala setelah penat bekerja..

kisah yang berlatar belakangkan kepentingan fungsi telefon di tambah dengan moto keberanian sebagai jalan penyelesaian kehidupan memang memantapkan cerita.
Selain aksi2 yang menarik, paparan kisah emosi ini juga mempunya nilai2 moral yang boleh kita pelajari.
Tak rugi pun menonton...

saya rasa macam pernah tengok versi org putih punya, tp x berapa pasti...






Click Me~huhu.. apa2 pun just relax n enjoy...

Thursday, September 8, 2011

ERPOC? D & C?!

Assalammualaikum...

Apa khabar kawan2 di musim raya ini... Harap2 semuanya sihat2 belaka. Tiada yang cirit-birit atau terkena serangan asma. Kerana itulah antara penyakit2 yang meningkatkan bilangan pesakit tika ini..

Kali ini saya hendak berkongsi tentang prosedur pembedahan yang di panggil ERPOC dan juga D & C. Pada mulanya saya menyangka kedua-dua prosedur pembedahan ini adalah dua prosedur yang berbeza. Tetapi setelah membaca beberapa artikel, saya menyedari ianya prosedur yang sama tetapi mempunyai sedikit perbezaan. Huhu... konpius jugak..

ERPOC (Evacuation of Residual Products of Conception) adalah kaedah untuk mengeluarkan produk kandungan yang tertinggal dalam uterus. D & C (Dilatation and curettege) pula merujuk kepada prosedur dilatation iaitu membuka serviks dengan dilator dan curettege pula mencungkil bahagian dalam rahim untuk mengeluarkan produk yang tertinggal tadi.

Prosedur ini dilakukan biasanya di sebabkan oleh keguguran ataupun boleh juga disebabkan selepas kelahiran bayi, terdapat tisu2 plasenta yang masih tertinggal pada dinding rahim. Jika doktor menggunakan alat seperti vakum untuk mengeluarkan produk kandungan yang tertinggal dalam uterus itu dipanggil D & C sedutan atau aspirasi vakum.

Bila fahamkan satu2 term medikal di atas tu baru rasa simple jer rupa2nyer... Alhamdulillah, syukur kepada Allah kerana memberikan saya kefahaman.. Kalau yang nak tahu lebih lanjut prosedur ERPOC dan D & C ni, di bawah saya sertakan beberapa senarai laman sesawang yang boleh dirujuk... Marilah sama2 kita belajar.. ^_^


Ini adalah beberapa pengalaman mereka2 yang pernah menjalani prosedur ERPOC/ D & C.. Bagus juga untuk pekerja kesihatan seperti saya memahami pengalaman yang dialami pesakit, banyak membantu saya dalam menjalankan tugas saya.. (Hopefully I will be a caring nurse. Ameen~)


wassalam...

Tuesday, September 6, 2011

Dendam Positif, kisah Ali Al Naimi


Di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahun 40-an. Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokan yang kering. Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan segera mengisi air dingin ke dalam gelas. Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan: “Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur (pegawai atasan)!” Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut. Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus. Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan sekolah dasar. Kalaupun ada pendidikan yang dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Quran, tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajeman Amerika.

Hardikan itu selalu terngiang dikepalanya. Ia lalu bertanya-tanya: Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untuk ku? Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur? Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka? Pertanyaan ini selalu tengiang-ngiang dalam dirinya. Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan “DENDAM POSITIF”. Akhirnya muncul komitmen dalam dirinya. Remaja miskin itu lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya .Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya. Buah kerja kerasnya menggapai hasil, ia akhirnya bisa lulus SMA.

Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu. Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan. Selanjutnya ia pulang ke negerinya dan bekerja sebagai insinyur. Kini ia sudah menaklukkan dendamnya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya.

Apakah sampai di situ saja. Tidak, karirnya melesat terus. Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaan pun karirnya menyusul yang lain. Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum (general manager) sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.

Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya. Suatu hari insinyur bule ini datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata; “Aku ingin mengajukan izin liburan (cuti). Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu.”

Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini: “Aku ingin berterimakasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamulah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini.”

Kini dendam positif lainnya sudah tertaklukkan. Lalu apakah ceritanya sampai di sini? Tidak. Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut. Ia menjadi Presiden Direktur (CEO) pertama yang berasal dari bangsa Arab. Tahukan Anda apa perusahaan yang dipimpinnya? Perusahaan itu adalah Aramco (Arabian American Oil Company) perusahaan minyak terbesar di dunia.

Di tangannya perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas. Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.

Tahukah kisah siapa ini? Ini adalah kisah Ali bin Ibrahim Al-Naimi yang sejak tahun 1995 sampai saat ini (2011) menjabat Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.

Terbayangkah, hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi dendam positif, isu air segelas di masa lalu membentuknya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia. Itulah kekuatan “DENDAM POSITIF”. Kita tidak bisa mengatur bagaimana orang lain berperilaku terhadap kita. Kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan akan menimpa kita. Tapi kita sepenuhnya punya kendali bagaimana menyikapinya. Apakah ingin hancur karenanya? Atau bangkit dengan semangat “Dendam Positif”?

Thanks to Rizky Amalia, sumber: buku Dendam Positif karya Isa Alamsyah dan Asma Nadia

Sunday, September 4, 2011

Bulan Syawal- Bulan Kemenangan


Assalammualaikum...


Salam aidilfitri dan salam kemerdekaan yg ke-54. Alhamdulillah, tahun ini adalah tahun pertama saya beraya sebagai orang yang bekerja. Seronok hati ini dapat pulang ke kampung. Saya cukup bersyukur tanpa disangka-sangka saya dapat bercuti dari raya pertama hingga raya ke-6. Ini berkat doa kedua ibubapa saya dan rezeki daripada Allah... Alhamdulillah...

Aidilfitri, atau meraikan kita kembali kepada fitrah. Menjadi sesuci seperti bayi yang baru dilahirkan. Pada perayaan ini kita dituntut untuk ziarah-menziarahi dan memohon keampunan sesama kita. Disamping laungan takbir melambangkan kemenangan umat Islam. Sempena aidilfitri ini saya bawakan satu kisah yang mungkin memberi semangat pada kita semua dalam memperjuangkan agama yang suci kita semua, iaitu Agama Islam.


Inilah Kisah Tun Salleh Abbas..

Dalam kes Suzie Teoh, seorang budak perempuan dari Kelantan umur 16 Tahun telah peluk Islam atas kerelaan sendiri. Bapa dia tak suka, lepas tu saman anak sendiri dan saman Majlis Agama Islam Negeri Kelantan, heret anak dia ke mahkamah persekutuan. Dia mohon pada makamah, agar istiharkan anak dia masuk Islam tak sah.

Pada masa tu, Tun Salleh Abas yang jadi hakim. Beliau seorang yang alim dan warak. Bila dihadapkan dengan kes Suzie Teoh, menangis Tun Salleh Abas. Terpaksa buat perisytiharan. 'Dibawah Perlembagaan Persekutuan, hak seorang anak tertakluk dibawah jagaan ibubapanya selagi belum cukup 18 tahun. Kalau nak tukar agama, kena minta kebenaran ibu bapanya. Semasa Suzie Teoh masuk Islam, berumur 16 tahun. dia tak sah peluk Islam.'


Atas kearifan dan iman Tun Salleh Abas, dia simpan fail tu dalam lacinya selama 2 tahun. 2 tahun kemudian, lepas hari jadi Suzie Teoh yang ke 18 tahun, dia buka balik kes itu dan bagi peluang Suzie isytiharkan agamanya sendiri. Penuh mahkamah nak tahu kes tu; wartawan tempatan, wartawan asing semua nak dengar keputusan. Terketar-ketar budak tu. Baru umur 18 tahun. Sambil menangis, budak tu kata ' Saya yang arif, kekal dalam agama saya, saya masih nak nama Nur Aini.' Maka Tun Salleh Abas pun dengan bangga mengisytiharkan Islamnya sah dengan namanya Nur Aini.


Selamat akidah seorang budak. Sebab itu jugalah Tun Salleh Abas kena buang atas 5 tuduhan. Tuduhan kedua atas sebab melengahkan kes seorang budak tanpa sebab selama 2 tahun. Itulah harga yang Tun Salleh Abas terpaksa bayar.


Kes ini dah lama berlaku tapi sangat terkesan di hati saya. Di saat kita bersuka ria menyambut bulan Syawal ini, yang merupakan bulan kemenangan. Untuk menang memerlukan pengorbanan. Tun Salleh Abas telah menang dalam mempertahankan akidah seorang budak tetapi terpaksa mengorbankan masa depan kariernya.. Apa yang sanggup kita korbankan untuk memastikan kemenangan agama Allah ini? Tambahan lagi, disambut dalam bulan kemerdekaan, muhasabah diri, adakah kita benar-benar telah merdeka secara total?


Sebenarnya, saya sedang mengingatkan diri saya yang selalu berada di zon selesa sehinggakan apabila berganjak masuk ke zon mencabar saya sudah tidak mampu untuk bernafas. Sesak rasanya. Keluh-kesah yang tiada hentinya.. Saya kena bersiap sedia masuk ke zon mencabar yang penuh dugaan kerana insyaAllah di penghujungnya membuahkan kekuatan untuk menempa kejayaan yang cemerlang... =)


Wallahu'alam...